Teori evolusi sendiri itu sebetulnya memang benar dan sudah terbukti, namun jika kamu bertanya tentang evolusi manusia yang selanjutnya, saya kira perlu dimengerti juga bahwa evolusi manusia dan makhluk hidup lain itu tidak seperti evolusi yang kamu lihat di film-film kartun seperti Pokémon atau Digimon, di mana seakan-akan makhluk “monster” di film tersebut bisa sewaktu-waktu berubah bentuk ke jenis atau spesies lain dalam sekejap mata.
Evolusi itu adalah proses yang terus berjalan, dan proses ini adalah proses yang sangat, sangat lama. Sebelum kita mengerti apa yang terjadi dalam proses evolusi, salah satu hal yang harus dimengerti juga adalah kurun waktu evolusi itu sendiri. Evolusi bukanlah satu hal yang bisa kita pantau dan amati dalam waktu yang singkat, atau dalam kurun waktu satu/dua generasi satu spesies tertentu saja. Proses dan bukti dari evolusi harus diamati dengan kurun waktu yang lebih luas, seperti puluhan, ratusan atau ribuan tahun lamanya sampai ke titik di mana proses evolusi ini bisa secara samar-samar terlihat perjalanan nya. Karena jika kamu kurang paham terhadap kurun waktu evolusi, besar kemungkinan kamu bisa menjadi salah kaprah tentang bagaimana satu makhluk hidup itu berevolusi.
Kita pun pada saat ini, sebetulnya masih “berevolusi”, karena mutasi dalam kode genetik kita itu terjadi terus menerus, sangat perlahan-lahan, seiiring dengan hidup kita dan bagaimana kita semua ini beradaptasi ke lingkungan kita masing-masing. Manusia seperti kita ini (Homo sapiens) juga sebetulnya bisa ada sekarang karena hasil dari evolusi yang sangat sangat lama, dan spesies kita pun sebetulnya tergolong cukup baru, yaitu berasal dari sekitar 200.000 tahun yang lalu. Angka itu mungkin terkesan sangat lama sekali, dan kamu mungkin terkejut saat saya bilang “baru” itu adalah 200.000 tahun. Nah, di sini lah yang saya tekankan tadi; kamu harus paham dulu bahwa dalam proses evolusi, kurun waktu yang kita gunakan itu berbeda dengan persepsi waktu yang kita gunakan sehari-hari, di mana “baru” itu maksudnya mungkin hanya 1-2 hari atau semingguan saja. Dalam evolusi itu 200.000 tahun itu tergolong baru, karena proses dari evolusi secara keseluruhan itu telah memakan waktu sudah sekitar milyaran tahun lamanya, sesuai bukti-bukti yang dikumpulkan oleh para peneliti sejauh ini. Karena dari itu lah, 200.000 tahun itu secara relatif adalah waktu yang singkat sekali jika dibandingkan dengan jangka waktu milyaran tahun.
Gambar: Diagram perjalanan evolusi makhluk hidup yang telah disederhanakan. Sumber.
Kamu juga perlu paham bahwa untuk satu spesies bisa digolongkan menjadi “spesies baru” itu butuh kriteria-kriteria tertentu yang dibutuhkan. Hal-hal seperti perbedaan dari struktur anatomi tubuh, ukuran otak, struktur otak, dan juga perbedaan dalam level genetika yang hanya bisa diperiksa melalui peralatan ilmiah yang canggih.
Di sisi lain, salah satu hal yang cukup signifikan dalam penentu apakah 2 organisme itu tergolong dalam spesies yang berbeda juga ada di kemampuan mereka bereproduksi. Jadi, salah satu faktor mudah yang kamu bisa ingat, adalah jika 2 organisme itu tidak bisa bereproduksi, atau bisa namun menghasilkan anak yang tidak fertil, di situ juga letak penentu penting apakah 2 spesies yang kamu lihat ini bisa digolongkan berbeda, walau terlihat sekilas sama. Contoh dari hal ini adalah seperti dalam kasus binatang bagal atau mule, yaitu binatang hasil dari perkawinan antara keledai jantan dan kuda betina, di mana walau mereka (keledai jantan dan kuda betina) mampu melakukan seks dan menghasilkan anak, bagal lahir agak cacat secara genetik yang membuat semua bagal itu mandul. Ini sama halnya seperti kamu melihat bahwa monyet dan simpanse itu, walau sama-sama primata, tidak melakukan reproduksi antara satu sama lain, karena mereka sudah 2 jenis spesies binatang yang berbeda.
Dalam hal ini, untuk Homo sapiens “berevolusi menjadi” satu hal yang baru – sepengetahuan saya saja – itu adalah hal yang tidak mudah, karena pada dasarnya, untuk itu bisa terjadi, satu kelompok manusia harus bisa berevolusi sedemikian rupa sehingga mereka tidak bisa berhubungan seksual dengan Homo sapiens atau mungkin bisa, namun berakhir menghasilkan anak yang hampir selalu mandul dalam prosesnya.
Nah, menuju pertanyaan kamu ini:
[…] akan berevolusi menjadi apakah manusia dalam satu juta tahun?
Hal itu tentu tidak ada yang betul-betul bisa menjawab, apakah manusia akan berevolusi menjadi apa, apalagi jika kurun waktunya itu jutaan tahun. Namun, jika dilihat dari tren yang ada saat ini, besar kemungkinan manusia Homo sapiens akan tetap menjadi manusia seperti sekarang ini, dengan perbedaan di cara berpikir kita (karena tiap generasi terus beradaptasi dengan teknologi-teknologi baru), umur kita yang bisa menjadi lebih panjang (kualitas hidup yang sudah lebih baik dari waktu ke waktu), dan bisa jadi juga kita tidak hanya menggunakan produk-produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari; lama kelamaan, kita juga bisa memasang produk teknologi ke bagian-bagian tubuh kita, seperti contoh teknologi prosthetics di video ini:
Video: Beyond bionics: how the future of prosthetics is redefining humanity
Sebetulnya mesin yang dipasangkan ke dalam tubuh manusia itu bukan lah hal baru, karena teknologi seperti alat pacu jantung sudah cukup lazim digunakan di mana-mana untuk penderita masalah jantung yang cukup berat. Namun karena teknologi ini masih ditanam di dalam tubuh, mungkin kebanyakan orang tidak begitu sadar jika ada salah satu dari teman, anggota keluarga atau orang-orang asing di jalan memiliki hal ini tertanam di dalam tubuhnya. Beda halnya memang seperti teknologi prosthetics, di mana alat/mesin yang ditanam di tubuh itu jelas sekali terlihat secara kasat mata, karena teknologi ini memang berguna untuk menggantikan tangan atau kaki yang tidak ada atau telah diamputasi karena masalah kesehatan tertentu.
Jadi di akhir kata, kalau menurut saya pribadi, manusia spesies Homo sapiens kemungkinan besar akan terus menjadi spesies yang sama (Homo sapiens) untuk beberapa waktu ke depan, karena berbagai faktor yang tidak mendukung kita untuk bisa membuat “tangkai evolusi baru” dalam waktu dekat. Namun karena manusia adalah satu-satunya spesies di Bumi yang bisa mengeksploitasi hukum alam untuk membuat produk-produk mutakhir demi membantu kehidupan kita secara luas, besar kemungkinan di masa depan, cyborg, atau organisme yang memiliki campuran anggota tubuh organik dan mesin di tubuhnya, itu bisa menjadi suatu kenyataan. Memang, semua ini bisa jadi terdengar seperti sains-fiksi, namun melihat bagaimana teknologi sains yang sudah berkembang sangat pesat di beberapa tahun ke belakang ini terus berkembang lebih cepat lagi, sulit rasanya untuk mengabaikan kemungkinan hal-hal itu bisa terjadi, cepat atau lambat.
Tapi ini hanya sekedar pendapat saya dari apa yang saya tahu saja. Tentunya karena saya bukanlah peneliti atau orang yang bergelut di dunia sains dan ilmu ilmiah, apapun yang saya bilang di sini patut diperiksa kembali dan divalidasi oleh orang-orang yang lebih ahli di bidang ini.
Semoga ini menjawab pertanyaan kamu.
Catatan Kaki
- Manakah konsep asal penciptaan manusia yang lebih kamu yakini, manusia berasal dari kera atau manusia berasal dari manusia?
- Yes, humans are still evolving. Here’s how you can tell.
- Humans are still evolving—and we can watch it happen
- Early Modern Homo sapiens
- Mule Facts
- The Magic of Reality: How We Know What’s Really True, pg. 65
- What will humans look like in a million years?
- Siapa saja yang butuh pasang alat pacu jantung?
- The future of self-driving cars, explained
Terima kasih untuk permintaan jawabannya: