Mari kita bahas satu-satu tentang makna dan cerita di balik logo Starbucks.
Secara visual, makhluk yang kamu lihat di logo Starbucks itu bisa diinterpretasikan sebagai makhluk mitos yang bernama Mélusine.
Mélusine adalah salah satu legenda lama Skandinavia tentang putri duyung yang berekor dua, di mana Mélusine digambarkan sebagai arwah penjaga air tawar yang mendiami danau atau sungai yang dinilai sakral.
Gambar 1: Ilustrasi dari Mélusine karya Jean d’Arras, seniman asal Perancis di abad ke-19. Sumber.
Namun karena legenda di negara barat (seperti halnya di tempat lain) itu terkadang bercampur dan tidak selalu konsisten penceritaannya, makhluk putri duyung perempuan seperti ini memang secara luas lebih dikenal dengan nama Siren. Walau kebanyakan orang mengetahui bahwa makhluk di gambar logo Starbucks itu adalah Siren, jika kamu teliti lagi asal-usul ceritanya, kebanyakan dari penggambaran Siren adalah putri duyung berekor satu, dan tidak jarang mereka juga bisa menjelma menjadi manusia.
Gambar 2: Ulysses and the Sirens (Ulysses dan Para Siren) oleh Herbert James Draper, 1909. Lukisan disimpan di Ferens Art Gallery, Hull Museums, UK. Sumber.
Bahkan jika ditelusuri lagi, sebetulnya pada legenda Yunani itu sendiri, beberapa catatan sejarah menyatakan bahwa Siren justru bukanlah berbentuk putri duyung, melainkan wanita bersayap seperti burung.
Gambar 3: Odysseus and the Sirens (Odysseus dan Para Siren) karya John William Waterhouse, 1891. Menunjukkan raja-prajurit Yunani terikat di tiang kapalnya sendiri saat nyanyian para siren ini dikumandangkan. Sumber.
Jadi sebetulnya lebih tepat jika si duyung ini dipanggil Mélusine, walau saya rasa orang akan sulit langsung ngeh juga jika nama Mélusine itu disebut dibandingkan Siren yang lebih populer.
Siren itu sendiri secara populer biasanya digambarkan sebagai makhluk berupa putri duyung yang mendiami lautan lepas dan pandai sekali menyanyi. Dalam ceritanya, biasanya tempat tinggal mereka itu adalah bagian laut yang penuh dengan karang dan kabut, yang berfungsi untuk menenggelamkan kapal. Ini disebabkan karena salah satu kegemaran mereka itu adalah menjebak kapal layar yang mendekat dengan senandung yang mereka nyanyikan, mengarahkan kapal para pelaut ke dalam rumah mereka sehingga kapal-kapal yang mendekat ini akan menabrak karang tersebut dan tenggelam.
Legenda bercerita, bahwa Siren suka sekali bernyanyi di saat ada kapal layar yang melintas, menggoda mereka untuk mendekat karena penasaran, dengan tujuan menjebak mereka. Nyanyian mereka kerap diceritakan sebagai nyanyian yang sangat merdu dan menggoda, bak suara bidadari. Dan boleh diingat juga bahwa di saat cerita ini sangat populer, kebanyakan pelaut adalah laki-laki, sehingga tentunya membuat suara wanita merdu di tengah laut itu dipercaya memiliki dampak yang lebih ampuh lagi dibandingkan jika pelaut itu kebanyakan adalah wanita. Cerita ini adalah salah satu dari banyak cerita mitos yang mencoba memberi alasan mengapa banyak pelaut dan kapal yang berlayar dari pelabuhan itu tidak pernah kembali. Karena mereka dipercaya telah digoda oleh makhluk Siren ini, dan tenggelam ke dasar laut beserta kapal-kapalnya.
Logo Starbucks yang modern memang tidak terlalu jelas menunjukkan makhluk ini, namun jika kamu melihat sejarah dari Starbucks, kamu akan bisa melihat lebih jelas seperti apa makhluk yang digambarkan ini:
Gambar 4: Logo Starbucks saat didirikan di tahun 1971. Sumber.
Nah, mengapa Starbucks memilih logo putri duyung berekor dua? Hal ini dijelaskan di beberapa sumber, bahwa pendiri Starbucks mendapat inspirasi dari budaya melaut para pedagang kopi pada masa lalu:
Terjemahan:
Saat kami mencari logo untuk Starbucks di tahun 1971, kami mau mencoba mengkapsulasi tradisi melaut para pedagang kopi pada masa lampau. Kami menelusuri banyak buku-buku tua tentang kelautan, sampai kami berakhir dengan ide membuat logo berdasarkan legenda Norse di abad ke-16: putri duyung berekor dua, dibingkai lingkaran dengan nama toko kami pertama kali, Starbucks Coffee, Tea and Spice.
Gambar 5: Foto toko Starbucks di zaman mereka baru dibuka. Sumber.
Sampai sini kamu mungkin heran juga, kenapa kok budaya melaut itu digambarkan sebagai makhluk legenda yang asalnya dari sungai/air tawar? Nah di sini dia kadang satu hal yang orang tidak banyak tahu, bahwa pembuatan logo itu banyak dipengaruhi dengan yang namanya selera dan preferensi saja. Tidak jarang juga sebetulnya arti di balik logo itu tidak serumit yang orang pikir.
Hal ini tergambarkan pada logo merek terkenal seperti Apple, yang menjadi legenda modern bagaimana asalnya kok bisa seperti itu, bahwa seakan-akan logonya adalah tribut untuk Alan Turing, atau simbol dari apel di Taman Eden dsb, namun pada kenyataannya logonya dibuat bukan dengan pemikiran macam-macam seperti yang banyak cerita suka sebutkan:
Terjemahan:
Harus dengan sedih dikatakan, bahwa kenyataan itu berkata lain [tentang logo Apple]. Di wawancara tahun 2009 dengan CreativeBits, desainer asli logo Rob Janoff dipertanyakan tentang teori-teori yang ada tentang logo yang ia buat. Dia membantah cerita bahwa inspirasi logo di dapat dari cerita Sir Isaac atau Alkitab, dan walau dia mengakatan dia sangat terkesan dengan cerita-cerita ini dan juga dugaan koneksi logo Apple dengan cerita Alan Turing, dia tidak tahu menahu tentang cerita ini pada saat membuat logo.“Saya kuatir tidak ada hubungannya dengan semua itu,” katanya. “Itu urban legend yang sangat menarik”.
Janoff katakan bahwa dulu dia tidak mendapat brief yang spesifik dari Steve Jobs, dan walau dia tidak ingat jelas bagaimana dia bisa keluar dengan ide sebuah apel, alasan kenapa ada ‘gigitan’ di apel itu masih diingat jelas: gigitan itu di sana untuk skala saja, katanya, jadinya jika logo Apple itu berukuran kecil, logo nya masih terlihat seperti apel dan bukan cherry.
Mungkin kamu kecewa ya mendengar hal-hal seperti ini, jika kamu kebetulan sudah pernah dengar cerita-cerita romantisasi logo Apple sebelum kamu membaca hal ini. Tapi tidak usah kuatir, kamu tidak sendiri—manusia itu secara naluri memang suka namanya melebih-lebihkan cerita dan membuat satu kisah terkesan/terdengar lebih penting dari kenyataannya.
Nah kembali lagi ke logo Starbucks: dalam perjalanannya, logo Starbucks mengalami beberapa perubahan desain, sampai dengan ke logo yang kamu lihat sekarang ini.
Gambar 6: Perjalanan desain logo Starbucks dari waktu ke waktu. Sumber.
Pada intinya secara konsep, logonya tidak berubah terlalu drastis, karena desain dari putri duyung berekor dua di dalam lingkaran di sini masih dipertahankan. Namun memang secara visual kamu juga bisa lihat bagaimana desain logo secara keseluruhan sudah disederhanakan sedemikian rupanya untuk beradaptasi dengan tren desain grafis pada zaman-zaman tersebut.
Pada saat pembuatan logo Starbucks baru di 1987, warna hijau diperkenalkan sebagai simbol dari ‘pertumbuhan’:
Terjemahan:
Menyempurnakan Merek
Pada tahun 1987, perusahaan [Starbucks] telah diakuisisi oleh Howard Schultz dan merevisi ulang mereknya dengan pendekatan yang lebih konservatif. Warna hijau yang sekarang sudah mendunia diperkenalkan di sini — sebuah simbol dari pertumbuhan yang akan bersemi dari bibit-bibit kesuksesan perusahaan di kemudian hari.
Berikut juga saya tambahkan ilustrasi bagaimana logo-logo dari Starbucks diterapkan ke gelas mereka dari waktu ke waktu:
Gambar 7: Perjalanan desain logo Starbucks diterapkan ke gelas dari waktu ke waktu. Sumber.
Dan khusus untuk logo terakhir yang didesain di tahun 2011, alasan mengapa mereka menghilangkan bingkai dan tulisan “Starbucks Coffee” di semua logo mereka itu adalah alasan yang cukup menarik: selain ingin merayakan 40 tahun dari merek Starbucks itu sendiri, mereka juga ingin menegaskan bahwa simbol Starbucks sendiri itu sudah merupakan simbol yang mendunia dan iconic, sehingga logonya kembali disederhanakan dengan meniadakan bingkai hijau dan menyisakan hanya putri duyungnya saja, dan mengubah latar belakang menjadi hijau, karena warna hijau sudah menjadi karakteristik khusus dari merek Starbucks.
Hal ini juga disebutkan, dilakukan supaya Starbucks secara korporat memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi tentang arah dari aneka produk mereka, sehingga mereka diharapkan bisa lebih bereksplorasi di luar produk-produk sekitar kopi saja:
Terjemahan:
Versi terkini dari logo Starbucks yang diperkenalkan tahun 2011 adalah bagian dari perayaan ulang tahun ke-40 dari perusahaan Starbucks. Desain ulang dari logo ini membesarkan ukuran siren sembari menghilangkan bingkai lingkaran hijau beserta tulisan merek “Starbucks Coffee”. Desain logo kontroversial ‘tidak bernama’ ini “memberikan kebebasan lebih dan fleksibilitas untuk berpikir di luar produk kopi, namun jangan salah … kami akan tetap melanjutkan usaha kami menjadi merek terdepan untuk produk kopi berkualitas tertinggi.”>Selama perjalanannya, Starbucks telah merevitalisasi kembali desain dari logo mereka tanpa kehilangan identitasnya. Warna hijau di sini, siren Starbucks, serta reputasi merek Starbucks telah berkontribusi besar dalam perjalanan mereka menjadi *multi-billion dollar empire,* di mana kesederhanaan dari mereknya sudah sangat mudah dikenali dan akrab di mata semua orang. Kami penasaran seperti apakah masa depan untuk logo ini nantinya.Selama perjalanannya, Starbucks telah merevitalisasi kembali desain dari logo mereka tanpa kehilangan identitasnya. Warna hijau di sini, siren Starbucks, serta reputasi merek Starbucks telah berkontribusi besar dalam perjalanan mereka menjadi multi-billion dollar empire, di mana kesederhanaan dari mereknya sudah sangat mudah dikenali dan akrab di mata semua orang. Kami penasaran seperti apakah masa depan untuk logo ini nantinya.
Uraian dari artikel [9]:
Terjemahan:
Versi terkini dari logo Starbucks yang diperkenalkan tahun 2011 adalah bagian dari perayaan ulang tahun ke-40 dari perusahaan Starbucks. Desain ulang dari logo ini membesarkan ukuran siren sembari menghilangkan bingkai lingkaran hijau beserta tulisan merek “Starbucks Coffee”. Desain logo kontroversial ‘tidak bernama’ ini “memberikan kebebasan lebih dan fleksibilitas untuk berpikir di luar produk kopi, namun jangan salah … kami akan tetap melanjutkan usaha kami menjadi merek terdepan untuk produk kopi berkualitas tertinggi.”Selama perjalanannya, Starbucks telah merevitalisasi kembali desain dari logo mereka tanpa kehilangan identitasnya. Warna hijau di sini, siren Starbucks, serta reputasi merek Starbucks telah berkontribusi besar dalam perjalanan mereka menjadi multi-billion dollar empire, di mana kesederhanaan dari mereknya sudah sangat mudah dikenali dan akrab di mata semua orang. Kami penasaran seperti apakah masa depan untuk logo ini nantinya.
Dan juga dari artikel [10]:
Terjemahan:
Para petinggi di Starbucks mengatakan bahwa perubahan di logo adalah metafora dari strategi perusahaan untuk melepaskan batasan-batasan perusahaan dan bertumbuh ke tempat-tempat yang baru. Para ahli marketing setuju.“Merek ini sekarang sudah berevolusi ke satu titik di mana asosiasinya terhadap produk kopi itu terlalu mengekang dan membatasi gerakan,” jelas John Quelch, seorang professor marketing di Harvard Business School. “Starbucks sekarang ini sebetulnya sudah menjual sebuah pengalaman, tapi itu bukan berarti pengalaman tersebut berasal dari meneguk kopi saja. Ini tentunya sangat penting pada saat ini jika mereka tidak memiliki logo yang terlalu mengekang mereka.”
Semoga ini membantu.
Catatan Kaki
- European studies blog
- Double tailed mermaids
- Sirens Mythology – Crystalinks
- Sirens of Greek Myth Were Bird-Women, Not Mermaids
- Siren (mythology) – Wikipedia
- History of the Starbucks Logo | Fine Print Art
- Unraveling the tale behind the Apple logo
- Starbucks Logo – An Overview of Design, History and Evolution
- Ever Evolving : how the logo designs of Starbucks, Apple and Google have changed
- New Starbucks Logo Unveiled (PHOTO)
Terima kasih untuk permintaan jawabannya: